Menjadi Dewasa Dengan Menghargai Waktu


“11 bulan ngapain aja?”

Mungkin pertanyaan itu sedang terbesit dipikiranmu akhir-akhir ini, atau mungkin saat membacanya kamu mulai bertanya pada dirimu sendiri tentang hal itu. Kamu mulai membayangkan apa yang telah kamu lakukan dan telah kamu alami hingga di penghujung tahun 2020 ini. Dan kamu pun mulai berpikir:

“Sudah sampai mana perjuanganku?”

“Apakah aku telah berkembang?”

“Sudahkah aku menjadi dewasa?”

Lalu kamu pun menyadari bahwa kamu masih sangat jauh dari tujuanmu, kamu sadar ternyata baru sedikit langkah yang kamu tempuh, atau bahkan kamu belum memulai perjuanganmu. Kamu menyesal, kamu merasa tahun ini begitu sia-sia, lalu kamu mulai menyalahkan waktu.

“Waktu berjalan begitu cepat, ya?” Pikirmu.

Ya, kamu merasa seperti itu. Padahal waktu itu tetap dan selalu berjalan seperti biasanya, satu hari tetap 24 jam, satu jam tetap 60 menit, satu menit pun tetap 60 detik, tidak pernah berubah. Lalu, apa yang membuat waktu terasa berjalan begitu cepat? Jawabannya, mungkin kamu yang berjalan lambat.

Bukan hanya kamu, aku pun begitu. Berjalan dengan lambat, lalu panik karena tahun 2021 sudah dekat. Aku pun berpikir apa yang menghalangiku sampai-sampai aku berjalan selambat ini, apakah karena pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir? Tidak juga, seharusnya itu tidak menjadi penghalang untukku, lalu apa? Mungkin aku sendiri yang menjadi penghalang. 

Jika kamu bertanya apa yang sedang kukejar, jawabannya adalah kedewasaan. 

Rasanya tak pantas untukku membicarakan tentang kedewasaan, aku sendiri baru saja menginjak usia 18 tahun, yang artinya aku baru saja memasuki tahap awal dewasa muda, baru saja aku akan memulai menjalankan ‘Developmental Tasks’. Namun, tidak ada salahnya juga sih jika aku membicarakan tentang hal itu, kata orang kita perlu menjadi dewasa semuda mungkin, karena mau tidak mau setiap tahun usia kita bertambah, jika sekarang kita tidak mulai belajar menjadi dewasa, kapan lagi? Aku masih belajar menjadi dewasa, kamu pun begitu. Jadi, mari kita sama-sama belajar menjadi dewasa.  

Bicara tentang kedewasaan, tentunya erat sekali kaitannya dengan waktu. Katanya waktu mendewasakan kita, benarkah?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, coba tutup ingatan kita tentang 11 bulan yang telah lalu. Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa kita belum cukup dewasa di tahun ini, mari kita mulai berpikir untuk masa sekarang dan yang akan datang. Sudahkah kamu tahu apa yang akan kita lakukan? Ya, kita akan mendewasakan diri. Berikut adalah empat hal yang penting dilakukan untuk mendewasakan diri:


Berjuanglah Untuk Mengatasi Masalahmu

Masalah yang satu ini belum selesai, sudah datang masalah lainnya, kemudian kamu berhasil menyelesaikan masalah-masalah itu. Baru saja kamu akan menarik nafasmu, eh datang lagi masalah baru. Kali ini berbeda, kamu tidak pernah menduga masalah ini terjadi padamu, kamu merasa ini sangat berat, kamu kaget, kamu tidak siap menerimanya, kamu berusaha untuk terus berjalan meraih mimpimu, namun untuk menggerakkan kakimu saja kamu tidak bisa. Lalu kamu pun memutuskan untuk istirahat, kamu mencoba untuk tidur, dan kamu berharap saat bangun masalahmu hilang, tapi kamu tahu sendiri kenyataanya, tidak hilang, bukan? Kamu lelah, stress, cemas, sedih, menangis. Lalu kamu pun memutuskan untuk menceritakan masalahmu kepada orang lain, kamu menangis menceritakan kepada mereka bahwa yang kamu alami begitu berat, namun kata mereka: “Kamu kurang bersyukur, masih banyak lho, yang lebih susah dari kamu.” Atau, “Kamu kurang dekat dengan Tuhan, sih.” Padahal semua itu sudah kamu lakukan.

Sedihmu pun berlanjut, masalah itu bagaikan ‘setan kiriman’ yang terus menempel dan mengikutimu. Tidak ada yang mengerti dirimu, kamu bingung, tidak tahu harus bagaimana lagi, kamu pun mulai berpikir untuk menyerah, berhenti.

Jika kamu berpikir seperti itu, akan kukatakan JANGAN! Aku teringat sebuah pesan yang kuambil dari drama korea yang pernah kutonton.

It’s Okay to Not Be Okay (2020)


Apapun masalahmu saat ini, tetap berjuang untuk mengatasinya, ya! Karena itu merupakan proses pendewasaan, setelah itu kamu akan menyadari jiwamu tumbuh menjadi lebih kuat. Memang sulit, tapi ingatlah, cepat atau lambat, it’s gonna be alright.

Be True to Who You Are


“Dia cantik, ya?”

“Wah, rumahnya bagus, pasti dia orang kaya!.

“Mereka berdua terlihat bahagia ya, serasi banget.”

Kira-kira begitulah yang kamu pikirkan ketika kamu melihat-lihat beranda media sosialmu. Kamu bercermin, lalu kamu merasa bahwa kamu tidak secantik/setampan dia yang tampil di layar HP-mu. Lalu pandanganmu beralih ke lantai rumahmu yang retak. Ya, tak seindah rumahnya. Lalu kamu tersadar, kamu sedang merenungi hal-hal itu sendirian, tak ada orang disekitarmu, kamu kesepian. Kamu kembali menatap layar HP-mu lalu berpikir semua orang terlihat menjalani kehidupan yang sempurna, kecuali kamu. Kamu mulai menyalahkan keadaan, “Kenapa sih aku tidak terlahir seperti mereka.” Katamu.

Di sisi lain, ada aku, seseorang yang kamu idam-idamkan kehidupannya. Aku lelah terlihat baik-baik saja di dunia maya, aku lelah memasang senyum manis untuk terlihat cantik dan baik di mata pengikutku di media sosial, aku lelah memenuhi ekspektasi mereka. Aku mengharapkan kehidupan normal yang orang lain miliki. 

Begitulah, kita terus membandingkan diri dengan orang lain, kita ingin terus menjadi orang lain karena merasa diri kita tidak cukup baik. We have to stop, guys!  

I don’t know how people pretend to be something they are not; it takes so much effort. That always my problem, ever since I was your age. I didn’t care about what people thought of me. I only wanted to be true to myself.

Louise O’Neill, The Surfaces Breaks

Kamu pasti mempunyai kelebihan, sadari itu! Begitu juga kekuranganmu, kamu perlu menyadarinya dan menerimanya, Jadilah dirimu yang apa adanya. Growing up means being honest, about what you feel, what you need, what you want, and who you are.

Baca Juga: Kelemahan Diri dan Cara Menerimanya

Teruslah Berkembang Menjadi Lebih Baik

Seperti yang kusinggung sebelumnya, aku baru akan memulai menjalankan Developmental Tasks untuk tahap awal dewasa muda. Menurut McDonagh et al. (2018) kita sudah memasuki tahap dewasa muda (young adulthood) ketika kita berusia 18-40 tahun. Usia 18-25 tahun merupakan tahap awal dari dewasa muda atau biasa disebut emerging adulthood. di tahap dewasa muda ini, kita akan banyak mengambil keputusan besar dalam hidup kita.

Developmental Tasks adalah tugas-tugas yang harus dijalankan sesuai dengan transisi yang kita alami di hidup kita. Di penelitian tahun 1984, Robert J Havinghurst merangkum 8 Developmental Tasks dewasa muda, diantaranya:

  1. Memilih pasangan
  2. Hidup bersama pasangan
  3. Membentuk keluarga
  4. Membesarkan anak
  5. Mengelola/mempertahankan rumah tangga
  6. Memilih karir profesional
  7. Bertanggung jawab sebagai WNI
  8. Memperluas social networking

Urutan pencapaiannya bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa simak video Satu Persen berikut ini :

Tugas-tugas itu membantu kita menciptakan pengalaman agar kita bisa lebih matang dan berkembang dari sebelumnya baik secara pemikiran maupun emosional.

Semua orang pasti ingin terus berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun, dalam perjalanannya pasti tidak semulus yang kita bayangkan, ada saja yang akan menghambat langkah kita untuk menjadi lebih baik. Misalnya, perasaan takut untuk memulai, takut gagal, takut dibenci orang, dll. Pada saat itu kita merasa hidup kita begitu-begitu saja, tidak ada yang berkembang dari diri kita. Padahal bukannya tidak ada, sebenarnya ada, namun kita terlanjur menganggap bahwa berkembang itu terjadi ketika ada perubahan yang besar dari diri kita. Kita mengabaikan atau bahkan tidak menyadari perubahan-perubahan kecil yang ada pada diri kita sehingga kita merasa tidak pernah berkembang.

Beruntungnya aku bertemu dengan Satu Persen. Satu Persen hadir membantuku berkembang, setidaknya 1% setiap harinya. Ya, tidak banyak. Hanya 1% setiap harinya, dan sampai saat ini aku merasa telah menjadi lebih baik ribuan persen dari sebelumnya. Satu Persen membuatku mengerti tujuan hidupku, mengajarkan bagaimana cara mencapainya, membantuku berkembang, membantuku menemukan solusi atas masalah yang kuhadapi, dan tentunya Satu Persen membantuku mendewasakan diri. Pastinya, bersama Satu Persen di tahun 2021 nanti aku juga akan menjadi lebih baik ribuan persen dari sekarang. Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga ingin menjadi lebih baik di tahun 2021?

Hargai Waktu

Dua tahun lalu, Aku menjadi anggota ekstrakurikuler English Club di sekolahku, English Club biasanya mengundang seorang pemateri dari luar sekolah. Aku akan bercerita tentangnya. Dia selalu datang tepat waktu ketika English Club mengundangnya untuk mengisi materi pada General Meeting ataupun membimbing lomba. Benar-benar tepat waktu, tak jarang saat kami datang dia sudah ada di dalam ruangan menunggu kami, para anggota English Club yang mengundangnya.

.... is everything.”

Tim A menjawab money, “incorrect” katanya. Pertanyaan dilempar ke Tim B. Mereka menjawab mother, belum benar juga.

Ya, saat itu kami sedang mengadakan General Meeting seperti biasanya, Ia menyuruh kami membentuk beberapa kelompok. Lalu diadakanlah kuis. Ia membuat pertanyaan seperti itu, kira-kira apa ya jawaban yang tepat?

Timing is everything,” katanya. 

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, namun aku mengerti mengapa dia menjawab seperti itu. Uang bukanlah segalanya, jika habis kita bisa mencarinya lagi. Tapi waktu? Waktu yang telah terbuang tidak akan kembali lagi. Akhirnya aku mengerti bagaimana seseorang seperti dia bisa begitu menghargai waktu.

Jika kamu berhenti berjalan, waktu tidak akan mengikutimu untuk berhenti. Jadi, mulailah mencoba memanfaatkan waktumu dengan baik, cobalah untuk mulai menghargai waktu. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghargai waktu:

1. Temukan tujuan hidupmu

Jika kamu memiliki tujuan, kamu pasti akan berusaha untuk fokus meraihnya, sehingga kamu akan mengeliminasi hal-hal yang tidak penting dihidupmu yang dapat membuang waktumu. Untukmu yang belum bisa menemukan tujuan hidupmu, mungkin artikel dari Satu Persen ini dapat membantumu.

Memahami Tujuan Hidup: Cara Merencanakan dan Bagaimana Mencapainya

2. Mulai langkahmu SEKARANG!

Jika kamu bisa melakukan itu sekarang, maka lakukanlah. Memang sangat sulit untuk tidak menunda-nunda, tapi cobalah untuk membiasakannya, ingat! Waktu terus berjalan, jangan sampai kamu menyesal, ya!

3. Jangan lupa untuk melakukan hal yang kamu sukai

Kamu merasa lelah saat mengejar tujuanmu? It’s okay, berhentilah sejenak. Kamu juga perlu istirahat, bukan? Cobalah untuk melakukan hal yang kamu sukai. Jangan habiskan waktumu untuk terus bekerja, kamu bukan robot ‘kan?.

Mari kita kembali ke pertanyaan ini “Katanya, waktu mendewasakan kita, benarkah?”

Jawabanya, bukan waktu yang mendewasakan kita. Waktu membuat usia berubah, kita sendiri yang menentukan apakah kita akan menjadi dewasa atau tidak.

Jika ingin menjadi dewasa kita harus bisa menghargai waktu, harus bisa memprioritaskan hal-hal apa yang haru kamu lakukan terlebih dahulu, jika kamu tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, sama saja kamu telah menyia-nyiakan hidupmu.

#SatuPersenBlogCompetition

Admin Seorang pemuda yang ingin berkarya lewat blogging

0 Response to "Menjadi Dewasa Dengan Menghargai Waktu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel